#1

Tangis Kehilangan Iringi Kepergian Kang Seo-ha, Aktor Muda Berbakat Korea
Entertainment | 14 Jul 2025 13:24 WIB
Edu/Tech | 05 Aug 2025 13:50 WIB
Penulis: MRA
Polusi udara kini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kian serius, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk dan aktivitas industri tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat bahwa polusi udara menyebabkan sekitar 7 juta kematian setiap tahun secara global. Kondisi ini menjadikan polusi udara sebagai ancaman nyata terhadap kesehatan manusia, terutama dalam memicu berbagai jenis penyakit kronis.
Polusi udara adalah kondisi di mana udara tercemar oleh zat-zat berbahaya seperti partikel halus (PM2.5 dan PM10), gas beracun (karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida), dan senyawa kimia lainnya yang dilepaskan oleh kendaraan bermotor, pabrik, pembakaran sampah, serta aktivitas domestik seperti penggunaan kompor berbahan bakar fosil.
Paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan tubuh manusia, antara lain:
Penyakit Pernapasan Kronis Polusi udara dapat memperburuk kondisi penderita asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Partikel halus masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan hingga kerusakan jaringan paru.
Penyakit Kardiovaskular Paparan jangka panjang terhadap polutan udara dapat memicu peradangan sistemik yang berdampak pada pembuluh darah. Hal ini meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan serangan jantung.
Kanker Paru-Paru International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen atau zat penyebab kanker. Studi menunjukkan peningkatan risiko kanker paru-paru terutama akibat paparan PM2.5.
Gangguan Sistem Saraf Polusi udara juga berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, demensia, hingga penyakit Alzheimer, terutama pada lansia. Anak-anak yang terpapar sejak dini berisiko mengalami gangguan perkembangan otak.
Masalah Kehamilan dan Janin Ibu hamil yang terpapar polusi udara berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, atau bahkan keguguran.
Tidak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang sama terhadap paparan polusi udara. Kelompok berikut ini termasuk dalam kategori rentan:
Anak-anak dan balita
Ibu hamil
Lansia
Penderita penyakit jantung dan pernapasan
Pekerja lapangan atau pengguna jalan aktif
Meskipun sulit menghindari polusi udara sepenuhnya, kita tetap dapat meminimalkan dampaknya dengan beberapa langkah berikut:
Gunakan Masker dengan Filtrasi Tinggi Pilih masker yang dapat menyaring partikel PM2.5 seperti masker N95 atau KN95 terutama saat indeks kualitas udara (AQI) memburuk.
Pantau Kualitas Udara Secara Berkala Gunakan aplikasi pemantau kualitas udara seperti IQAir atau AirVisual untuk mengetahui kapan waktu terbaik beraktivitas di luar ruangan.
Batasi Aktivitas di Luar Ruangan Saat Polusi Tinggi Hindari keluar rumah pada waktu polusi sedang tinggi, biasanya pagi hari atau saat lalu lintas padat.
Gunakan Air Purifier di Dalam Ruangan Alat ini membantu menyaring udara di rumah agar lebih bersih, terutama jika rumah berada di daerah dengan kualitas udara buruk.
Tanam Tanaman Penyaring Udara Beberapa jenis tanaman seperti lidah mertua, sirih gading, dan palem bambu bisa membantu menyerap polutan dan meningkatkan kualitas udara di rumah.
Dukung Kebijakan Ramah Lingkungan Berperan aktif dalam kampanye lingkungan, mendukung penggunaan kendaraan listrik, dan mengurangi pembakaran sampah dapat membantu menurunkan tingkat polusi udara. (ra)
Baca juga : OJK Ubah Nomenklatur Pinjol Menjadi Pindar, Hanya Permainan Kata Saja?
Baca juga : Gigi Berlubang pada Lansia
15 Dec 2024 13:52 WIB
26 Aug 2024 12:00 WIB
02 Aug 2025 15:10 WIB
19 Aug 2025 13:10 WIB