#1

Tiga Fakta Kenapa Anda Harus Belajar Bahasa Asing
Edu/Tech | 16 Dec 2024 20:42 WIB
Financial | 21 Dec 2024 11:11 WIB
Penulis: Melly
AndalasNews (21/12) – PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk mengonfirmasi bahwa sekitar 3.000 karyawan terpaksa dirumahkan akibat keputusan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga Semarang. Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, dalam pernyataannya pada Sabtu (21/12) di Sukoharjo, menyatakan bahwa perusahaan terus memantau dan mengevaluasi dampak dari keputusan tersebut terhadap kelanjutan operasional dan karyawan.
Iwan menjelaskan, meski ribuan karyawan telah dirumahkan, pihak manajemen masih akan melakukan tinjauan berkala mengenai kelangsungan operasional perusahaan.
“Sekitar 3.000 karyawan kami dirumahkan, namun kami terus melakukan evaluasi apakah operasional bisa bertahan,” ungkap Iwan.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Sritex adalah ketergantungan pada bahan baku impor, terutama bahan kimia yang banyak dipasok dari luar negeri.
“Sebagian besar bahan baku impor, salah satunya bahan kimia," tambahnya.
Meski demikian, Sritex berusaha mencari alternatif bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan pabrik. Iwan menegaskan bahwa perusahaan berupaya menjalankan amanah pemerintah dan memastikan operasional tetap berjalan tanpa gangguan, meskipun perusahaan tengah menghadapi keputusan pailit.
Dalam perkembangan terbaru, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan arahan kepada manajemen Sritex agar tetap menjalankan operasional meski Mahkamah Agung (MA) telah menolak kasasi terkait status pailit perusahaan.
Pemerintah juga telah memulai komunikasi dengan kreditor, termasuk PT Bank Negara Indonesia (BNI), guna mendukung kelangsungan operasional Sritex. “Pemerintah terus mendorong agar Sritex tetap berproduksi untuk memastikan keberlanjutan usaha dan menghindari PHK lebih lanjut,” tegas Airlangga.
Airlangga menambahkan bahwa dirinya telah bertemu dengan manajemen Sritex untuk mendorong penerapan konsep going concern demi memastikan masa depan perusahaan.
“Going concern penting agar operasional perusahaan tidak terhambat," imbuhnya.
Sementara itu, Iwan mengungkapkan bahwa hingga saat ini, kurator yang ditunjuk belum dapat memberikan kepastian terkait kelangsungan usaha atau going concern perusahaan.
"Kami masih menunggu kepastian dari kurator terkait going concern,” ujarnya.
Pihak terkait kini berharap solusi konkret dapat segera ditemukan untuk memastikan keberlanjutan operasional PT Sritex. Krisis ini menjadi ujian besar bagi sektor industri, pemerintah, dan lembaga keuangan dalam menjaga kelangsungan perusahaan yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia.
Baca juga : Metode Melatih Konsentrasi dengan Doodling
Baca juga : Sering Olahraga Outdoor, Anda Harus Tahu 5 Fakta Ini
01 Dec 2024 14:40 WIB
26 Aug 2024 12:05 WIB
15 Dec 2024 13:46 WIB
06 Jan 2025 17:21 WIB